Untuk melewati badai kita harus terus berjalan, bukannya berhenti.. Dan untuk terus berjalan hanya ada dua hal yang harus kita terus bawa: Keyakinan dan Cinta..
Saturday, April 24, 2010
Rintih Sang Perindu
Dia tertunduk malu
Jasadnya membatu
Seakan menunggu dihukum
Terus terdiam membisu
Di angin yang semilir
Matanya menggenang tangis
Airmata berderai-derai
Tersedu bersama esak yang bergilir
Dialah si perindu malam
Menunggu uzlah dari kesibukan
Menagih kasih dari Tuhan
Menunduk malu meminta ampunan
Dialah perindu Ilahi
Bila malam bersemi
Saat matanya menggugur tangis
Aksara bicaranya terngiang di bilahan hati
Membisik kata rindu pada Ilahi
Terbias di rantaian doanya;
Tuhanku
Andai memang hanya Engkau cukup bagiku
Janganlah serahkan diriku pada dunia
Dan janganlah palingkan cintaku dari-Mu
Aku hanya perlukan-Mu
Sedangkan Engkau tidak perlukan aku
Aku hanya inginkan redha-Mu
Sedangkan Engkau tidak perlukan redhaku
Aku hanya inginkan kecintaan-Mu
Sedangkan Engkau berhak memilih siapa yang Engkau Cintai
Andai aku bukan di kalangan itu
Merasa rugilah aku
Seakan terpecah gunung-ganang
Dan bertebaranlah debu-debu yang membekas
Mengaburkan perjalanan hayat insan
Ampuni diriku ya Allah
Andai pintaanku ini keterlaluan
Selalu derhaka yang tidak sudah-sudah
Lalu menagih ampun dari-Mu
Jikalah tidak kerna ku yakini
Ampunan-Mu lebih meluas dari kemurkaan-Mu
Nescaya tidaklah kugagahkan jua diri
Menutup rasa malu yang teramat di hadapan-Mu
Mengungkap taubat yang kesekian ribu kali sudah tertutur
Ya Tuhanku
Yang memiliki hati nuraniku
Yang memiliki jiwaku
Yang menciptakan ruhku
Yang mencampakkan benih kasih dalam relung hatiku
Yang menciptakan rasa fitrah dalam diriku
Ku mohon jagailah diriku
Kerna aku teramat perlukan-Mu
Serahkanlah diriku pada orang yang mentaati-Mu
Diri yang takutkan azab-Mu
Jiwa yang mencintai-Mu
Hati yang mengharapkan cinta seseorang yang mencintai-Mu
Ya Tuhanku
Andai kau izinkan secebis kasih insan berbunga di hatiku
Kuntumkanlah ia seiring redha-Mu
Peliharalah ia dengan ikatan suci
Yang kau pernah izinkan buat Adam dan Hawa
Hingga sampai hanya ke Jannah-Mu
Ya Allah..
Ampuniku atas segala kederhakaanku
Ku memohon Kau tetapkan jiwaku
Keyakinan dan redhaku pada takdir-Mu
Janganlah Kau tinggalkan diriku walau hanya seketika
Kerna aku amat takut bersendiri tanpaMu
Hakikat aku hanyalah hamba
Yang teramat memerlukan-Mu..
al-misk
5.03.2010
Monday, April 19, 2010
Menyebut Asma'-Mu
Tika menyebut asma’-Mu
Tenang dalam relung kalbu
Mengalir bersama atma rasa
Menari-nari bersama simfoni yang melagu pilu
Tika menyebut asma’-Mu
Diri tunduk menyerah segala
Sungguh pada sebuah tadbir
Takdir-Mu mengatasi segala
Sebuah redha yang menagih mujahadah
Demi mahalnya sebuah syurga
Tika menyebut asma’-Mu
Sudah berbaris aksara tercipta
Tanda taubat diri yang selalu berdosa
Sudah berlopak airmata sesal
Tanda penyesalan yang tak sudah
Tika menyebut asma’-Mu
Sudah kuserah diri pada-Mu
Apakah kan Kau terima diriku…
Wardah al-misk
19.4.2010
Sunday, April 18, 2010
Singgah Mencoret
Bismillahirrahmanirrahim
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Kerap mendengar ayat ini, dan dalam program akhir saya semester lalu, kami diaklifkan untuk menghafaz ayat 10-13 surah al-Hujurat. Sungguh, antara hikmah kita diciptakan berbangsa-bangsa adalah untuk kita saling kenal-mengenal. Dan dari situlah terciptanya ukhuwwah.
Saya sukakan kata-kata manisnya ukhuwwah. Entah. Mungkin saya sudah jatuh cinta dengan ukhuwwah itu sejak pertama kali saya mengenali erti persaudaraan dalam Islam. Bergerak bersama akhawat fillah tentunya memberi satu kekuatan dalam diri bahawa saya tidak berseorangan.
Saidina Umar pernah berkata:
“Nikmat yang paling berharga selepas nikmat iman dan Islam adalah memiliki sahabat yang soleh. Jika kamu mendapati kewujudan kasih sayang antara kamu dengannya maka peganglah ia bersungguh-sungguh”.
Indah sungguh kalam ini. Subhanallah. Semoga saya dan kita akan memegang kasih sayang dan manisnya dalam berukhuwwah kerana Allah s.w.t. sesungguhnya apa-apa perkara yang hanya penghujungnya bermatlamatkan redha Allah, mudah-mudahan terasa indah perjalanannya. Hanya sekadar ini coretan untuk waktu ini. insyaAllah bertemu di lembaran lain. Jazakumullah..
Wallahu a’lam